Senin, 19 Desember 2016

Rupiah Desain Baru Sulit Dipalsukan, Ini Alasannya

 Rupiah Desain Baru Sulit Dipalsukan, Ini Alasannya
Jakarta - Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah akan meluncurkan 11 desain baru uang rupiah secara serentak pada Senin 19 Desember 2016. Uang baru ini diklaim sulit dipalsukan.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Suhaedi, uang desain baru tersebut akan dilengkapi dengan unsur pengamanan yang lebih kuat untuk menanggulangi peredaran uang palsu.

"Antara lain melalui penguatan unsur pengaman antara lain dilakukan melalui color shifting, rainbow feature, latent image, ultra violet feature, tactile effect, dan rectoverso," kata Suhaedi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet (Setkab), Jumat (16/12/2016).

Dari sisi color shifting, apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, akan terjadi perubahan warna secara kontras. Dari sisi rainbow feature, apabila dilihat dari sudut pandang tertentu akan muncul gambar tersembunyi multi warna berupa angka nominal

Sedangkan dari sisi latent image, apabila dilihat dari sudut tertentu akan muncul gambar tersembunyi berupa teks BI pada bagian depan dan angka nominal pada bagian belakang.

Sementara dari sisi ultra violet feature (level 2), dilakukan penguatan desain UV feature yang memendar menjadi dua warna di bawah sinar UV. Dari sisi rectoverso, apabila diterawang akan terbentuk gambar saling isi berupa logo BI.

Tak hanya itu, desain uang tahun emisi (TE) 2016 dilakukan dengan penyempurnaan fitur kode tuna netra (blind code) dengan melakukan perubahan desain pada bentuk kode tuna netra berupa efek rabaan (tactile effect) untuk membantu membedakan antar pecahan dengan lebih mudah.

"Pada saat kita mendesain uang baru ini, kita bertemu dengan lebih dari 10 orang. Kemudian kita uji cobakan. Mereka alhamdulillah bisa dengan cepat membedakan," tambah Suhaedi.

Menurut Suhaedi, fitur ini mempermudah identifikasi dan meningkatkan aksesibilitas uang rupiah bagi penyandang tuna netra. Sesuai dengan amanat UU Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas.

Rupiah kertas yang akan diterbitkan terdiri dari nilai nominal Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Sementara rupiah logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100.

Sumber : https://finance.detik.com/moneter/d-3373155/rupiah-desain-baru-sulit-dipalsukan-ini-alasannya?utm_medium=cpc&utm_campaign=detikcom+socmed&utm_source=facebook&utm_content=ctw

Selasa, 29 November 2016

Unsur Pengaman dalam Uang Rupiah

No. 18/ 91 /DKom 

Sehubungan dengan maraknya informasi di media sosial yang mengaitkan beberapa tanda di uang Rupiah dengan simbol-simbol terlarang, dengan ini Bank Indonesia menegaskan bahwa informasi atau penafsiran tersebut tidak benar. 

Dalam melaksanakan tugas pokok di bidang pengedaran uang, Bank Indonesia senantiasa berupaya agar uang Rupiah yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri pengaman yang cukup mudah dikenali masyarakat sekaligus melindungi uang dari unsur pemalsuan. Unsur pengaman ini secara terus menerus telah disosialisasikan oleh Bank Indonesia, termasuk di seluruh wilayah NKRI, dan juga dapat dilihat di website Bank Indonesia

Salah satu unsur pengaman yang ada dalam uang Rupiah adalah gambar saling isi atau Rectoverso. Unsur pengaman ini telah digunakan oleh Bank Indonesia sejak tahun 1995. Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan. Namun apabila diterawang, Rectoverso akan membentuk sebuah gambar yang utuh. 

Jika diterawang, Rectoverso pada uang Rupiah akan membentuk lambang BI (singkatan dari Bank Indonesia). Rectoverso tidak dirancang untuk membentuk atau dimaknai sebagai gambar atau simbol lain, selain lambang BI. Selain pada uang kertas Rupiah, unsur pengaman Rectoverso juga digunakan oleh negara-negara lain seperti pada uang kertas Malaysia Ringgit (membentuk ornamen bunga), dan uang kertas Euro (membentuk ornamen nilai nominal). 

Selain Rectoverso, beberapa unsur pengaman lain yang terdapat dalam uang Rupiah antara lain adalah tanda air, benang pengaman, tulisan mikro, tinta berubah warna, dan gambar tersembunyi.
Dengan memahami unsur-unsur keamanan dalam uang, masyarakat diharapkan dapat lebih mudah mengenali keaslian Rupiah dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumber beritanya. 

Jakarta, 13 November 2016
DEPARTEMEN KOMUNIKASI
Arbonas Hutabarat
Direktur 

Source : http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_189116.aspx